Saturday, April 10, 2010

Memaknai Goyang Karawang

Seorang teman dari Karawang yang sedang berada di Luar Karawang disuatu kesempatan pernah berkeluh kesah : “Kang, saya suka bingung kalo teman saya dari luar Karawang nanya ke saya tentang Goyang Karawang. Padahal, saya juga nggak tahu asal muasal Goyang Karawang itu,” – dan dengan enteng saya menjawab : “Bilang aja, Karawang itu telah menggoyang Indonesia dengan berbagai prestasi dan potensinya,” – Dan lalu teman tersebut bertanya kembali : Maksud loe?” – Dan mari kita jawab bersama dengan uraian dibawah ini.

Disebuah kesempatan lain, melalui blog saya di www.deniborin.multiply.com, saya pun sempat mengajukan sebuah pertanyaan kepada teman-teman blogger (orang yang ngeblog) dari daerah lain, sejauhmana mereka mengetahui Karawang. Jawabannya? Sudah bisa diperkirakan, berputar di tiga kata kunci : goyang, padi atau beras dan perjuangan (proklamasi). Mana yang paling banyak diantara ketiganya? Adalah goyang yang ternyata menjadi kata kunci orang mengenali Karawang. Bahkan, beberapa teman lainnya, malah lebih mengenal istilah Goyang Karawang itu sendiri dibandingkan mengenal Kabupaten Karawangnya.

“Saya malah gak tahu Karawang itu dimana?” Wow, ini seperti halnya ada orang luar Indonesia yang lebih mengenal Bali ketimbang Negara Indonesianya sendiri dengan mengatakan : “Indonesia itu sebelah mananya Bali ya?” – Lantas bisakah ada orang luar yang mengatakan : “Indonesia itu sebelah mananya Karawang ya?” Tidak ada yang tidak mungkin.

Goyang Karawang selama ini selalu identik dengan Jaipong, geolan tubuh atau bahkan konotasi yang cenderung negatif, setidaknya itulah hasil berbagai survei yang saya lakukan terutama kepada orang di luar Karawang. Selain itu, Lagu Goyang Karawang yang dinyanyikan dengan brilian oleh Teh Lilis Karlina memperkuat anggapan bahwa : “Goyang Karawang ya Jaipongan ditambah Dangdut”, kata Teteh manis nan seksi dari Purwakarta ini dalam lirik lagunya.

Terlalu sederhana bagi saya pribadi, jika Goyang Karawang hanya dimaknai sebagai Goyang Jaipong ataupun kolaborasi antara Dangdut dan Jaipong. Atas dasar itu, saya pribadi mencoba memaknai lain tentang Goyang Karawang ini. Goyang Karawang yang selama ini menjadi identitas yang melekat dengan Karawang. Singkatnya, saya ingin memaknai dan semoga menjadi sebuah definisi tentang Goyang Karawang dalam makna yang lebih luas.

Dalam persfektif (sudut pandang) saya, Karawang dengan berbagai potensi yang dimiliki dari pertanian, pesisir pantai, pegunungan, industri, wisata hingga sejarah dan budaya, sudah seharusnya bisa menjadi kekuatan yang besar. Sebuah wilayah stategis dan sebuah pusat dari berbagai hal. Dari sinilah kemudian, Karawang sudah seyogyanya dapat menggoyang Jawa Barat, Indonesia bahkan dunia! Dengan kata lain, menggoyang atau menggemparkan dengan prestasi dan kemajuan yang ada tentunya!

Goyang Karawang adalah Geolan Karawang yang mampu membuat masyarakat Indonesia dan dunia tahu bahwa Karawang punya potensi, punya prestasi yang tidak bisa dipandang sebelah mata! Dunia membutuhkan Karawang untuk selalu bergoyang, apalagi Indonesia. Dengan kata lain, jika Karawang tidak menggoyang maka akan ada yang kurang di Indonesia atau bahkan dunia. Jika Karawang tidak panen (beras), maka ada yang kelaparan di Indonesia bahkan dunia. Begitupun jika dikaitkan dengan berbagai potensi lainnya.

Setidaknya, fakta-fakta sejarah sudah memberikan alur kesana, rangkaian fakta yang sudah semestinya membuat anak-anak, orang-orang, warga, masyarakat atau apapun istilahnya bangga menjadi bagian dari Karawang. Karawang dahulu, adalah dijadikan sebagai pusat serangan dijaman penjajahan Belanda oleh Sultan Agung ke Batavia (Jakarta kini), menjadi tempat diamankannya Soekarno di Rengasdengklok (Proklamasi RI), lalu kearah lebih jauh kebelakang menjadi pusat peradaban Kerajaan Tua Jawa yakni Tarumanegara (lihat percandian di Batujaya dan Cibuaya). Masih kurang? Masuknya bangsa Cina ke Jawa Barat pun adalah dari Karawang (lihat Vihara Sian Djian Ku Poh), ada juga Syeh Quro (Gurunya para Wali Songo) yang memusatkan penyebaran Islamnya ditanah Jawa dari Karawang. Hamparan sawah, eksotisme pegunungan Sanggabuana di Loji (Pangkalan) dengan segala potensi budaya, alam dan misterinya yang belum tergali secara maksimal dan sebagainya.

Semua potensi itu, tentunya tidak bisa dan tidak mesti luruh, hanya oleh jaipong (yang entah darimana diklaim sebagai miliknya Karawang) atau hanya diwakili dengan satu kata, dua kata atau tiga kata. Karawang, tidak hanya bisa didefinisikan hanya dengan menerjemahkan kata : Ka-rawa-an atau pun kra-uang, dan lain-lain. Ada semangat yang lebih daripada itu yang harus ditumbuhkan!

Mendefinisikan dan memaknai adalah dua hal yang berbeda. Definisi atau arti selalu harus berdasarkan pada sebuah catatan atau sejarah (fakta) yang membangunnya. Sedangkan makna memberikan ruang subjektif yang besar untuk berperan. Jadi itulah makna Goyang Karawang yang saya utarakan, Anda, Dia, Mereka dan semua orang tentunya punya makna lain yang bisa jadi berbeda, tergantung Anda melihatnya dari sisi mana.

Dimuat juga di www.karawanginfo.com

No comments:

Post a Comment